Future trip :)

Future trip :)

Minggu, 22 September 2013

Nikmatnya Sebuah Proses

Dalam sebuah proses, dapat terlihat kesungguhan untuk mencapai hasil yang memuaskan.
Namun, saat hasil sudah di depan mata, proses seakan terlupakan.
Kita hanya fokus pada hasil yang sudah dalam genggaman.
Hasil yang baik, tentu akan menyiratkan ekspresi wajah yang riang.
Hasil yang buruk, berefek pada wajah yang terlihat lebih tua 20 tahun.

Yaa.. aku adalah salah satu orang yang tidak berorientasi pada hasil.
Menurutku..
Hasil baik itu hadiah cantik dari Allah, sedangkan
Hasil buruk itu pelajaran dari Allah yang syarat hikmah.
Hal yang terpenting, tak lain.. proses pencapaiannya.

Tanpa proses yang optimal, bersungguh, dan beriring doa.
Hasil baik pun akan terasa percuma,
Gak berkesan apalagi indah.
Cuma numpang lewat saja.

Begitu juga dengan hasil yang tidak sesuai harapan.
Hasil buruk yang semakin buruk.
Membuat kita terpuruk, buntu, bahkan putus asa.
Gak ada hikmah yang bisa diambil.
Introspeksi diri gak jalan.

Sungguh merugi,
Bila kita mencapai sesuatu tanpa niat,
tanpa ikhtiar,
tanpa doa.

Na'udzubillaah :")

Senin, 09 September 2013

Perasaan, perasaan, perasaan



entah harus berapa kali lagi aku harus mengikuti kajian ataupun seminar tentang hal ini
yaa.. aku yakin setiap ada acara macam ini, aku akan selalu tergerak untuk ikut
walaupun aku tak paham, kapan waktu yang tepat untuk merealisasikannya

saat pertama kali mengikutinya, aku sangat antusias dengan temanya
tapi kali ini dan untuk ke depannya, mungkin tidak
keinginan ikut itu tersebab aku butuh ilmu untuk terus menjaga hati
hati yang tak dapat diam barang sejenak
hati yang hilir mudik disinggahi rasa
hati yang terlalu naif untuk berkeluh
namun.. tak dapat dipungkiri
hati ini selalu merindukan-Mu

tepat hari kemarin, aku memutuskan untuk datang ke acara bertemakan "Perasaan, Perasaan, dan Perasaan"
kali ini, aku pun datang bersama sahabat terbaikku
dia sungguh tahu apa yang ada dibenakku

dalam acara itu, ada dua narasumber yang hadir
Ust. Salim a Fillah dan Bang Tere liye
sungguh tepat saat berbicara soal "cinta" dengan beliau-beliau

cinta versi Ust. Salim a Fillah 

“Mencintai tak berarti harus memiliki. Mencintai berarti pengorbanan untuk kebahagiaan orang yang kita cintai. Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan. Itulah kberanian. Atau mempersilakan. Yang ini pengorbanan.”  -Salim a Fillah

pernikahan itu adalah sebuah nikmat luar biasa yang diberikan Allah dan Allah pasti akan mengujinya
jadi jangan pernah berpikir bahwa pernikahan itu selalu indah
namun berpikirlah bahwa kita akan menjadikan indah sebuah pernikahan

dalam penikahan tentu selalu ada cinta
cinta yang berupa pengabdian hingga dapat menjelma sebagai pelipur lara
cinta yang muncul sebab ta'aruf yang tiada henti
cinta yang muncul sebab hati yang terjaga
cinta yang muncul sebab pengabdian pada-Mu dan ciptaan-Mu beriring ikhlas
jatuh cinta... NO!
bangun cinta... it's better (:

jodoh adalah jodoh, rezeki adalah rezeki.
menjadi berbeda rasa tergantung cara menjemputnya. 

-Salim a Fillah-

ada dua analogi yang disampaikan ust. Salim
berbedakah rasa saat menerima uang 1 juta rupiah berupa kumpulan nominal Rp 100.000 dalam satu amplop coklat rapi yang diberikan dengan senyum yang ramah, dengan
menerima uang satu juta rupiah berupa kumpulan nominal Rp 100 yang diberikan dengan cara melemparkannya ke muka anda????
tentu sangat berbeda rasanya,

begitu juga dengan jodoh
Allah sudah menuliskan jodohmu si Fulan,
namun tergantung engkau, kawan
apakah engkau akan menjemputnya dengan cara 'santun' atau 'preman' ?
dia akan tetap si Fulan, hanya 'rasanya' yang berbeda (:

aku terkesan dengan beberapa kisah yang disampaikan oleh beliau
namun, mungkin hanya satu yang bisa aku share (:

"Bersin Pembawa Berkah"

Suatu saat, paman beliau sedang menempuh perjalanan dari Jakarta-Yogya naik kereta 
tetiba beliau bersin dan berucap tahmid "Alhamdulillaah"
saat itu juga, diseberang tempat duduknya, ada suara lirih mengucap "Yarhamukallaah"
beliau segera menengok, siapakah gerangan
ternyata beliau menemukan sosok berjilbab yang tertunduk 
*pada saat itu (tahun 1982/1983), jarang wanita mengenakan jilbab dan mengetahui ucapan Yarmukallaah

beliau pun langsung menyodorkan secarik kertas dan pulpen ke akhwat tersebut
"dek, tolong tuliskan nama ayahmu dan alamat lengkap rumahmu"
akhwat itu pun menjawab, terkaget bahkan ada rasa takut "untuk apa?"
beliau segera menjawab untuk menenangkan "saya ingin menuntut dan sharing ilmu dari ayah adek"
akhwat itu pun melakukan apa yang diminta oleh beliau

esok harinya, 
beliau bersilaturahim ke rumah akhwat tersebut untuk menemui ayahnya dan tholabul 'ilmi
ayahnya pun menyambut hangat
"ada perlu apa ya nak?" tanya ayah
"saya ingin bersilaturahim dengan bapak, sekaligus thalabul 'ilmi terkait membangun keluarga Rabbani, sakinah, mawadah, dan warrahmah" beliau pun menjawab ramah
"oh iya boleh" jawab ayah
"dan kalau boleh, saya ingin mempraktekkan ilmunya pak, apakah bapak mempunyai anak perempuan?" beliau bertanya memberanikan diri
"subhanallaah, boleh nak.. kamu sudah kenal anak saya yang mana? anak perempuan saya ada 5 orang"
"kebetulan belum ada yang saya kenal pak. Jadi terserah bapak saja" beliau pun berserah
"lho, bagaimana ini?" jawab ayah bingung
"begini pak, kebetulan kemarin ada anak bapak yang naik kereta Jakarta-Bogor dan ... (beliau pun menceritakan kejadiannya)" jelas bapak
"Ya sudah, kalau begitu sama anak saya yang itu saja" ayah menanggapi
"baik pak.. (alhamdulillaah *dalam hati )" ucap beliau senang 

*akad nikah pun segera dilaksanakan

banyak hikmah yang dapat dipetik dari sekelibat kisah ini
kisah singkat tersirat makna yang begitu dalam
pilihan yang dipilih dengan ilmu Allah sangat indah kawan..

dalam do'aku,
sering ku sebut, tak sedikitpun kuasaku atas jalan cerita kehidupan yang singkat ini ya Allah
tak pernah ku berharap sesuatu yang ku inginkan tanpa ridho-Mu
tak rela aku berjalan riang dalam harapku dengan kenihilan ilmu atas-Mu
Masyaa Allah..
sungguh tak perlu mengkhawatirkan apa yang sudah Allah tentukan dari langit ketujuh, Lauhul Mahfudz
percayakanlah pada Allah atas jodoh dan rezekimu
keduanya akan menemukanmu
keduanya tahu dimana kamu berada, insyaa Allah
jika engkau berikhtiar terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri pada-Nya
hal itu sudah dibuktikan dengan kisah nyata yang telah disampaikan oleh Ust. Salim
Wallahu'alam


versi Bang Tere

ada 3 hal yang aku catat dari hal 'perasaan' versi bang tere

pertama,
kekuatan tidak bilang
tidak bilang? maksudnya?
hai teman tak selalu apa yang kamu rasakan, kamu harus selalu bilang ke orang yang bersangkutan
terlebih lagi itu menyangkut perasaan 'galau' mu
trus gimana caranya dia bisa tahu?
kalau kata bang tere, langsung bilangnya ke yang punyanya
Allah maha pembolak-balik hati, dan Allah pasti tau yang terbaik
itu lebih jitu dibandingkan kita mengumbar perasaan kita ke orang yang belum tentu 'baik' versi-Nya
dan dalam diam, kita tetap terus memperbaiki diri seoptimal mungkin..

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” (An-Nur ayat 26)

kedua,
hakikat menunggu
menunggu akan menjadi hal yang sangat berkesan
saat kita mengisinya dengan proses memperbaiki diri (lagi.. lagi)
ada kisah yang disampaikan oleh Bang tere

seorang anak bernama Doni disuruh menunggu diujung pasar oleh ibunya selama 2 jam
selama 2 jam, tersebut ibunya minta ijin untuk belanja ke dalam pasar untuk berbelanja
ada 3 pilihan menunggu yang dilakukan Doni;

1. doni mengeluh cape, bosan, panas selama menunggu ibunya. sesekali menengok ke dalam pasar, berharap ibunya kembali lebih cepat. resah dan gelisah sekali dirinya. namun, ia tetap melaksanakan amanah yaitu menunggu ibunya hingga 2 jam berlalu

2. doni tanpa ada keluh kesah sama sekali selama menunggu ibunya. dia tetap berdiri tegak setia menunggu sang ibu hingga kembali. dengan demikian, amanah pun dijalankannya dengan baik.

3. doni mengisi waktu menunggu sang ibu. doni tak segan membantu membawakan barang ibu-ibu lain yang sedang keberatan. doni tak segan mendekati penjual es dawet yang sedang berjualan dekat dengan tempat ia berdiri, lalu bertanya-tanya bagaimana cara pembuatan es dawet itu. banyak hal yang doni lakukan, hingga tak terasa 2 jam telah berlalu dan ibunya pun sudah berada dihadapannya untuk mengajaknya pulang.

heii kawan.. manakah yang kamu pilih?
pasti kita pilih yang ketiga, termasuk aku
yaa.. kita merasa poin ketiga dirasa lebih bermanfaat
nah, begitu juga dalam hal menunggu "jodoh" terbaik yang diberikan Allah (:
masih banyak hal yang selayaknya kita lakukan sebagai hamba-Nya
gak mesti 'galau' terus-terusan, but nothing to do, never make you better

ketiga,
Hakikat berharap
tak seorang pun bisa tahu, mana yang baik dan yang buruk
kita hanya bisa berharap memperoleh yang terbaik
jangan terlalu sok tahu dalam menilai kehidupan
dalam menilai apa-apa yang telah diraih

nikmatilah proses pengharapanmu
bukan hasil utamanya, tapi prosesnya
bagiku, hasil itu hanya bonus dari proses yang telah kita jalani

terutama dan lebih utama
berharap pada penciptamu
pada penulis skenario kehidupanmu
semua penulis selalu menginginkan adanya sisi menarik dan bahagia di setiap tulisannya
begitu juga Allah,
berprasangka baik lah pada Allah atas segala sesuatunya, insyaa Allah indah
tergantung penyikapanmu, kawan...

Bagaimana dengan pertimbangan calon terkait Kufu?
Menurut Ust. Salim dan Bang tere..
itu sah-sah saja
Kufu berarti sama, sederajat, sepadan, sebanding
kufu itu hanya terkait dengan kenyamanan sebuah ukhuwah
diluar itu, tak ada
kufu sebagai syarat salah satu keluarga
dapat dimungkinkan keluarga tersebut belum siap untuk beradaptasi dengan hal yang berbeda darinya
namun, hal ini murni hanya tergantung 'persiapan'

namun, tak ada salahnya
kalau memang kedua pihak sudah menyatakan 'persiapan' akan kufu
maka tidak bermasalah lagi perbedaan umur, suku bahkan pendidikan diantaranya
akan tetapi, alangkah lebih baiknya saat kufu bukan dijadikan hal utama


Berharap banyak hikmah dan makna tersirat yang dapat kita petik
bukan hanya untuk orang yang belum menikah, namun untuk seluruh muslim/muslimah

pernikahan itu bukan macam 'kejar setoran' atau 'siapa cepat, dia pemenang'
bukan siapa nikah, siapa masuk surga
pernikahan itu lebih dari itu semua
lebih halnya tentang PENYEMPURNAAN AGAMA ALLAH yang sungguh mulia

Wallahu'alam bishawab

Kamis, 02 Agustus 2012

celaka yang singkat



Tepat hari selasa, mengakhiri bulan juli..
hari itu memang agenda saya sampai malam di kampus, karena setelah pulang nge-lab untuk penelitian
saya harus menghadiri rapat untuk bakti sosial yang akan diadakan esok hari nya,
rapatnya itu sekitar jam 5 hingga menjelang maghrib lalu dilanjut dengan buka bareng teman-teman panitia..

kalau bukan karena bulan ramadhan yang kadang ada acara buka bersama, saya tidak akan diizinkan pulang selarut itu, kecuali kalau ada liqo dengan teman-teman ngaji saya..
inilah konsekuensi rumah yang jaraknya jauh dari kampus :)